Oleh : Ust.Marzuki AH
TSULATSIY MAZID adalah fi’il terdiri dari tiga huruf yang mendapatkan tambahan. Penambahan itu adakalanya satu huruf, dua huruf dan tiga huruf dengan rincian sebagai berikut:
1.Tsulatsiy dengan tambahan satu huruf. Ada tiga wazan sebagai berikut.
a.Tambahan hamzah diawal. Mengikuti wazan أفْعَلَ - أَفْعِلْ - يُفْعِلُ , memiliki beberapa fungsi seperti:
•LIT-TA’DIYAH (memuta’addikan fi’il lazim), contoh:
أكرمت زيدا
AKROMTU ZAIDAN = aku menghormati zaid.
• LID-DUKHUULI FISY-SYAI’ (masuk pada sesuatu), contoh:
أمسى المسافر
AMSA AL-MUSAAFIRU = Musafir itu/seorang yg dalam perjalanan itu sudah masuk sore.
• LI WUJUUDI MAA USYTUQQA MINHU AL-FI’LU FIL-FAA’IL (untuk menunjukkan adanya suatu barang pada Fa’il, yg mana fi’ilnya dimusytaq dari nama berang tsb, contoh:
أثمر الطلح
ATSMARO ATH-THOLHU = pohon itu telah berbuah
أورق الشجر
AWROQO ASY-SYAJARU = pohon itu telah berdaun
b.Tambahan huruf sejenis dengan ‘ain fi’il (‘ain fi’il ditasydid). Mengikuti wazan يُفَعِّلُ – فَعَّلَ – فَعِّلْ, memiliki beberapa fungsi diantaranya:
• LIT-TA’DIYAH /memuta’addikan fi’il lazim.
Contoh:
فَرَّحَ زيد عمرا
FARROHA ZAIDUN ‘AMRON “Zaid MENGGEMBIRAKAN ‘Amar”.
(bentuk asal fi’il lazim FAROHA = gembira)
•LIT-TAKTSIR /menunjukkan memperbanyak.
Contoh :
قطع زيد الحبل
QOTHTHO’A ZAIDUN AL-HABLA “Zaid memotong-motong tali”
(menjadiakannya banyak potongan. Bentuk asal fi’il QOTHO’A=memotong 1 potongan)
• LIN-NISBAH /menisbatkan maf’uul (objek) pada bentuk asal fi’il.
Contoh:
كفر زيد عمرا
KAFFARO ZAIDUN ‘AMRON “Zaid mengkafirkan ‘Amar”
(menisbatkannya pada bentuk asal fiil KAFARO=kafir)
•LI SALBI /membuang bentuk asal fi’il dari objeknya (maf’ulnya)
Contoh:
قشر زيد الرمان
QOSYSYARO ZAIDU AR-RUMMAANA “zaid menguliti buah delima”
(yakni membuang kulitnya, bentuk asal fi’il QOSYIRO=berkulit)
•LI ITTIKHAD LIL-FI’LI MINAL-ISMI /menjadikan fi’il dari isim.
Contoh:
خيم القوم
KHOYYAMA AL-QOUMU “Kaum itu berkemah”
(yakni, mereka mendirikan dan tinggal di kemah, asal bentuknya kalimah isim yaitu KHIYAAM=kemah)
c.Tambahan alif setelah fa’ fi’il. Mengikuti wazan فَاعِلْ - يُفَاعِلُ – فَاعَلَ dan memiliki beberapa fungsi diantaranya:
•LI MUSYARAKAH BAINA ITSNAINI / persekutuan (interaksi) antara dua orang.
Contoh:
ضارب زيد عمرا
DHAARABA ZAIDUN ‘AMRAN “Zaid saling pukul pada ‘Amar”
(yakni salah-satunya melakukan pekerjaan yg dilakukan oleh yg lainnya, sehingga masing-masih dari kedua orang menjadi subjek dan objek).
•LI MA’NAA FA’-‘ALA “LITTAKTSIIR” /bermakna wazan fa”ala untuk memberbanyak.
Contoh:
ضاعف الله
DHAA’AFALLAAHU “Allah melipat gandakan”
(yakni, satu arti dengan DHA’-‘AFA “melipatkan”)
•LI MA’NAA AF’ALA “LITTA’DIYAH” /bermakna wazan af’ala untuk memuta’addikan fiil lazim.
Contoh:
عافاك الله
‘AAFAA KA-LLAAHU “semoga Allah menyembuhkan kamu”.
(yakni, se arti dengan A’FAA KA “menyembuhkan/menyehatkan kamu”)
•LI MA’NAA FA’ALA MUJARROD /bermakna fa’ala (fi’il mujarrad)
Contoh:
سافر زيد
SAAFARA ZAIDUN “zaid bepergian”
قاتله الله
QOOTALA HU-LLAAHU “semoga Allah membinasakannya”
بارك الله فيك
BAAROKA-LLAAHU FIIK “semoga Allah memberkahimu”.
2.Tsulatsiy dengan tambahan dua huruf. Ada lima wazan sebagai berikut.
a.Tambah hamzah dan nun diawal. Mengikuti wazan اِنْفَعِلْ - يَنْفَعِلُ – اِنْفَعَلَ , memiliki salah satu fungsi yaitu muthawa’ah فَعَلَ atau “hasil perbuatan”, contoh :
Kata كسر bermakna “memecahkan”, bila diubah menjadi انكسر bermaknma “terpecah”.
Dan masih ada beberapa makna/fungsi yang lainnya.
b.Tambahan hamzah dan ta’. Mengikuti wazan اِفْتَعِلْ - يَفْتَعِلُ – اِفْتَعَلَ memiliki muthowa’ah فَعَلَ atau “hasil perbuatan”, contoh :
kata جمع yang bermakna “mengumpulkan” bila diubah menjadi اجتمع bermakna “terkumpul”.
Dan masih ada beberapa makna yang lainnya.
c.Tambahan hamzah diawal dan lam fi’il di tasydid. Mengikuti wazan اِفْعَلَّ - يَفْعَلُّ – اِفْعَلَّ memiliki makna mubalaghoh atau “sangat”, contoh :
Kata حمر bermakna “merah”, bila diubah menjadi احمرّ bermakna “sangat merah”. Wazan ini khusus untuk warna, perhiasan dan cacat fisik.
d.Tambahan ta’ diawal dan ‘ain fi’il ditasydid. Mengikuti wazan تَفَعَّلَ - يَتَفَعَّلُ – تَفَعَّلْ memiliki makna takalluf atau “berupaya”, contoh :
Kata علِم bermakna “mengetahui”, bila diubah menjadi تعلّم bermakna “berupaya untuk tahu” atau “belajar”.
Dan masih ada beberapa makna lainnya.
e.Tambahan ta’ diawal dan alif diantara fa’ dan ‘ain fi’il. Mengikuti wazan تَفَاعَلْ - يَتَفَاعَلُ- تَفَاعَلَ memiliki beberapa fungsi diantaranya:
•Lil-Musyaarokati baina itsnaini fa aktsaro (persekutuan timbal balik antara dua orang atau lebih), contoh:
تصالح القوم
TASHOOLAHA AL-QOUMU = Kaum saling damai/rukun.
تضارب زيد وعمرو
TADHOOROBA ZAIDUN WA ‘AMRUN = Zaid dan Amar saling pukul.
• Li Izhhaari maa laisa fiil-waaqi’i (mempertunjukkan sesuatu yg sebenarnya tidak terjadi/pura-pura), contoh:
تمارض زيد
TAMAARODHO ZAIDUN = Zaid pura-pura sakit.
•Li Muthowa’ah “Faa’ala” (sebagai Muthowa’ah dari fi’il wazan “Faa’ala) Muthowa’ah adalah peristiwa terjadi oleh sebab pekerjaan Fi’il Muta’addi, contoh:
باعدته فتباعد
BAA’ADTU HUU, FA TABAA’ADA = aku menjauhinya, maka menjadi jauhlah dia.
3.Tsulatsiy dengan tambahan tiga huruf. Ada empat wazan sebagai berikut.
a.Tambahan hamzah, sin dan ta’ diawal. Mengikuti wazan اِسْتَفْعِلْ - يَسْتَفْعِلُ – اِسْتَفْعَلَ memiliki makna tholab atau permintaan, contoh :
Kata غفر bermakna “mengampuni”, bila diubah menjadi استغفر bermakna “minta ampun”.
Dan masih ada beberapa makna lainnya.
b.Tambahan hamzah diawal, wawu dan penggandaan ‘ain fi’il-nya. Mengikuti wazan اِفْعَوْعِلْ - يَفْعَوْعِلُ – اِفْعَوْعَلَ memiliki makna mubalaghoh atau “sangat”, contoh :
kata عشِب bermakna “tumbuh rumput”, bila diubah menjadi اعشوشب bermakna “banyak tumbuh rumput”.
Dan masih ada beberapa makna yang lainnya.
c.Tambahan hamzah dan wawu bersyaddah. Mengikuti wazan اِفْعَوِّلْ - يَفْعَوِّلُ – اِفْعَوَّلَ memiliki makna mubalaghoh atau “sangat”, contoh :
Kata خرَط bermakna “redup”, bila diubah menjadi اخروّط bermakna “sangat redup”.
d.Tambahan hamzah, alif dan syaddah. Mengikuti wazan اِفْعَالَّ - يَفْعَالُّ – اِفْعَالَّ memiliki makna mubalaghoh atau “sangat”, contoh :
Kata حمِر bermakna “merah”, bila diubah menjadi احمرّ bermakna “sangat merah” dan menjadi احمارّ bermakna “sangat amat merah”.
FI’IL RUBA’I MUJARROD
Fi’il Ruba’i Mujarrod hanya memiliki satu wazan, yaitu : يُفَعْلِلُ - فَعْلِلْ- فَعْلَلَ
Contoh : دحرج - يدحرج - دحرج
FI’IL RUBA’I MAZID DENGAN PENAMBAHAN 1 HURUF
Fi’il Ruba’i Mazid dengan penambahan 1 huruf hanya ada satu wazan, yaitu : تَفَعْلَلْ- يَتَفَعْلَلُ - تَفَعْلَلَ
dengan penambahan ta’ memiliki makna muthowa’ah atau ” hasil perbua tan”, contoh :
Kata دحرج bermakna “menggulingkan”, bila diubah menjadi تدحرج bermakna “terguling”.
FI’IL RUBA’I MAZID DENGAN PENAMBAHAN 2 HURUF
Fi’il Ruba’i Mazid dengan penambahan 2 huruf ada dua wazan, yaitu :
اِفْعَنْلِلْ- يَفْعَنْلِلُّ -اِفْعَنْلَلَ
اِفْعَلِلَّ - يَفْعَلِلُّ - اِفْعَلَلَّ
Pertama : فعنللا -يفعنلل - افعنلل
dengan penambahan hamzah dan nun memiliki makna muthowa’ah atau hasil perbuatan, contoh :
Kata حرجم bermakna “mengumpulkan unta”, bila diubah menjadi احرنجم bermakna “terkumpul” atau “berdesakan”.
Kedua : افعللّ - يفعللّ - افعللّ
dengan penambahan hamzah dan syaddah memiliki makna mubalaghoh atau “sangat”, contoh :
Kata قشعر bermakna “berkerut”, bila diubah menjadi اقشعرّ bermakna “sangat berkerut”.
Wallahu ‘alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar